Random

Sepenggal Kisah Mengenai Upaya untuk Memenuhi Saluran Pencernaan Jilid II

Bandung, (masih di titik koordinat yang sama)

08.48 pm

Malem ini lagi hujan deres, samar-samar denger suara mamang Nasgor Tek-Tek Keliling yang dipanggul. Untuk ngebayanginnya aja udah ga sanggup, apalagi melakoninya. Bener-bener deh, kalo perjuangan itu tanpa batas. Dan apa yang dijalani itu memang sesuai kemampuan. Allah ga pernah salah alamat atau salah waktu dalam menetapkan sesuatu. Kalo aku di posisi mamang nasgor, sepertinya ga bisa berjuang seperti itu. Berkeliling menjajakan dagangannya sambil diguyur hujan yang dibarengi dengan suara gludug.

Ya… semua itu dijalankannya demi kehidupan dia dan keluarganya. Jangankan untuk jadi mamang nasgornya, jadi anak mamang nasgornya aja kayaknya ga sanggup. Selalu khawatir yang berlebihan. Tapi siapa sih di dunia ini yang mau berada di posisi seperti itu? Kalo boleh milih juga, mamang nasgor pasti ga mau hidup seperti itu. Tapi willy nilly semua ia jalankan dengan penuh semangat.

Ga penuh semangat gimana coba? Buktinya hujan deres aja masih keliling sambil mukulin itu katel. Yang jadi pembelajarannya adalah malu-maluin banget sih kalo q hidup seperti ini, masih mengeluh dan ga bersemangat untuk menjalani hari demi hari. Kalo dinilai secara kasat mata, q lebih beruntung dari mamang nasgornya. Beruntung malem-malem gini masih bisa leyeh-leyeh, ga harus jalan jauh, plus ga kehujanan dan ga kedinginan juga.

Semuanya ditulis hanya untuk pengingat diri sendiri aja (lagi-lagi), kalo ada yang baca dan merasa bersyukur juga, itu sih jadi Alhamdulillah. Intinya q harus selalu bersyukur dengan apa yang ada, dengan apa yang didapat dan dengan semuanya. Selain itu, tetap semangat semangat, semangat dan selalu ingat akhirat.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *